Tersesat di Jalan yang Benar
Akan menjadi
seorang Guru adalah suatu hal yang tak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya,
apalagi menjadi seorang Guru PAUD, memang saya sangat menyukai anak kecil namun
itu tidak cukup menjadi alasan bagi saya untuk menjadi seorang Guru PAUD ketika
itu. Yang terbayang pada benak saya waktu itu adalah saya akan menjadi seorang
Psikolog, karena cita-cita itu sudah mulai muncul ketika saya duduk di bangku
SMP, entah mengapa kala itu saya sangat menggilai profesi tersebut mungkin
karena pada saat itu saya beranggapan banwa seorang psikolog dapat membaca
pikiran orang sehingga menjadikan itu terlihat keren dimata saya.
Namun pada
kenyataannya saya sekarang berada di jurusan keguruan tepatnya jurusan PGPAUD
UPI Kampus Purwakarata,sedikit melenceng dari tujuan awal tapi mungkin Allah
lebih tau yang terbaik bagi saya, karena manusia hanya bisa merencanakan
sesuatu tapi tetap yang menentukan adalah kuasa-Nya. Begitu pula jalan hidup
saya sekarang ini adalah ketentuan Allah yang harus saya syukuri dan tidak boleh
saya sia-siakan.
Akan saya ceritakan
bagaimana saya bisa berada di jurusan ini. Masuk jurusan psikologi pada waktu
itu menjadi target utama saya ketika awal masuk SMA, sehingga saya memutuskan
untuk memilih jurusan IPS agar saya memiliki peluang besar untuk masuk ke
jurusan tersebut karena psikologi berada di rumpun IPS di sebagian besar
perguruan tinggi. Pada saat itu saya mulai menyusun rencana untuk memilih akan
masuk ke perguruan tinggi mana yang tentunya terdapat jurusan psikologi di
dalamnya.
Setelah saya
mencari-cari dan mengumpulkan banyak informasi lalu akhirnya ada beberapa
pilihan jurusan yang akan saya pilih ketika SNMPTN 2015 pada waktu itu, yang
pasti salah satunya adalah jurusan Psikologi, namun saya masih bingung untuk
memutuskan akan memilih Universitas mana yang akan saya pilih, akhirnya setelah
menimbang-nimbang pada saat pendaftaran SNMPTN saya memutuskan untuk memilih
UNDIP sebagai pilihan pertama saya dan yang pasti jurusan psikologi. Namun
setelah sekian lama menunggu hasilnya ternyata saya harus menerima kekecewaan
karena saya dinyatakan tidak lulus SNMPTN 2015.
Lalu ketika itu saya
benar-benar merasa bersedih karena saya dinyatakan tiodak lulus SNMPTN, tapi
yang paling membuat saya sedih adalah ketika saya menceritakan hal ini kepada
orang tua saya, ternyata mama saya merasa bahagia karena saya tidak lulus
SNMPTN 2015 karena selama ini beliau mendo'akan saya agar tidak lulus karena
dengan alasan jauh. Disini saya mendapatkan sebuah pelajaran bahwa komunikasi
dengan orang tua itu sangat penting, itu adalah kesalahan terbesar pada saat
itu karena saya tidak benar-benar mendiskusikannya dengan orang tua saya karena
waktu itu saya berfikir bahwa selama ini kedua orang tusaya selalu membebaskansaya
untuk memilih dalam hal pendidikan karena dari SMP sampai SMA saya yang
memutuskan untuk memilih sekolah yang saya inginkan.
Lalu akhirnya saya
mencoba untuk bangkit dari keterpurukan itu, dan saya mulai bersiap untuk tes
SBMPTN 2015, untuk sekarang saya tidak mau mengulangi hal yang sama, saya
mendiskusikannya terlebih dahulu dengan kedua orang tua saya.ternyata mama saya
menginginkan saya untuk masuk ke jurusan keguruan, karena menurut beliau
menjadi seorang Guru adalah pekerjaan yang cocok untuk seorang perempuan dan
satu lagi saran beliau bahwa beliau menginginkan saya untuk berskuliah di
daerah asal saya saja. Mendengar pendapat tersebut membuat saya bingung karena
disatu sisi saya sangat menginginkan berada di jurusan Psikologi tapi disisi
lain orang tusaya menginginkan saya menjadi seorang guru. Setelah
menimbang-nimbang akhirnya saya memutuskan untuk tetap mengikuti tes SBMPTN
2015 dan saya memutuskan menolak saran untuk kuliah di Daerah asal saya, karena
saya memiliki alasan yang cukup kuat untuk hal itu, dan pada tes SBMPTN kali ini saya memilih UPI sebagai universitas
pilihan saya dengan tetap menjadikan Psikologi menjadi pilihan pertama dan IPAI
menjadi pilihan kedua karean berdasarkan passing
grade.
Lagi-lagi pas
pengumuman SBMPTN 2015 saya dinyatakan tidak lulus untuk kedua kalinya, sakit
sekali hati saya ini, namun saya berusaha mencoba menerima kenyataan itu, dan
orang tua saya tetap menawarkan saya untuk kuliah di daerah asal saya, namun saya
memutuskan untuk tidak menerimanya dan akan mengikuti tes SBMPTN tahun depan
dengan catatan jika tahun depan saya tdiak diterima kembali maka saya baru akan
memutuskan untuk kuliah di daerah saya. Itu keputusan yang saya katakana kepada
kedua orang tua saya, namun keputusan itu memunculkan banyak perdebatan, tapi
untuk saat itu saya yakin dengan keputusan saya itu, dan selama setahun saya menganggur,
saya mendapatkan banyak sekali pengalaman, dan waktu satu tahun itu saya
pergunakan untuk menyusun strategi bagaiman caranya agar saya bisa masuk tes
SBMPTN 2016.
Selama setahun
itu saya mengajar ngaji anak-anak disekitar rumah saya, dan pada suatu saat saya
mendapatkan tawaran untuk menjadi seorang guru di RA, akhirnya saya memutuskan
untuk menerima tawaran itu karena pada saat itu saya ingin mencari banyak
pengalaman sebelum saya kuliah. Singkat cerita pendaftaran SBMPTN 2016 sudah
mulai dibuka,akhirnya lagi lagi saya tetap menjadikan psikologi di pilihan
pertama saya entah kenapa saya masih penasaran ingin masuk jurusan tersebut
namun kali ini mama saya memberikan saran untuk masuk UPI tapi kampus
Purwakarta agar jaraknya tidak terlalu jauh dari daerah asalsaya, lalu karena saya
sudah merasakan bagaimana menjadi seorang guru RA maka saya memutuskan untuk
memilih jurusan PGPAUD apada salah satu pilihan SBMPTN.
Untuk kedua
kalinya saya mengikuti tes SBMPTN, kali ini saya lebih pasrah terhadap
keputusan apapun yang akan Allah berikan pada saya tidak seperti tes SBMPTN
yang pertama yang penuh dengan obsesi kali ini saya benar-benar sudah siap
dengan keputusan yang akan saya terima jika kalau memang ditakdirkan tidak
lulus lagi mungkin rezeki saya adalah untuk tetap menjadi seorang guru RA dan
berkuliah di daerah asal saya.
saya sudah
berusaha untuk menggapai mimpi saya namun lagi-lagi manusia hanya dapat
berencana dan Allah yang menentukan segala-galanya seberapa keras dan kuat
keinginan saya untuk masuk ke jurusan Psikologi ketika Allah memiliki rencana
yang lebih baik maka saya tidak bisa menolak apa yang telah ia tetapkan, dan
semua ini tidak akan mendapat ridho dari Allah SWT jika kedua orang tua saya
tidak meridhoinya. Mungkin itu alasan mengapa saya berada di jurusan PGPAUD,
khususnya PGPAUD UPI kampus Purwakarta, karena do’a dari kedua orang tua saya
dan ridho dari Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar