Bermain VS Belajar pada Anak Usia Dini

Masa anak usia dini adalah masa yang sangat berharga bagi setiap individu karena pada masa itu individu sedang mengalami masa emas dimana semua aspek perkembangan yang dimiliki akan berkembang secara optimal jika diberikan rangsangan yang tepat dan difasilitasi dengan baik.
Itu semua tak lepas dari  peran orang tua dan Sekolah yang akan memfasilitasi proses tumbuh kembang anak. Orang tua dan guru yang mengerti akan tahapan tumbuh kembang anak akan dapat memahami karakteristik anak usia dini sehingga tidak akan memaksa anak sesuai dengan kehendaknya, sehingga anak bebas mengekspresikan potensi yang ia miliki. Berbeda halnya dengan orang tua dan guru yang tidak memahami proses tumbuh kembang anak mereka bukannya membantu untuk  mengoptimalkan tahap tumbuh kembang anak, tetapi mereka malah menghambat proses perkembangan anak, mereka memaksakan anak untuk segala bisa dalam berbagi bidang. Secara tidak langsung itu akan membuat anak merasa tertekan dan tidak nyaman, dan itu akan membuat anak tidak akan semangat dalam melakukan aktivitasnya, dan jika anak sudah tidak semangat maka tidak jarang anak akan menolak apa yang diperintahkan kepadanya dengan berbagai hal dan alasan.
Oleh karena itu orangtua dan Sekolah harus saling kerja sama satu dengan yang  lainnya untuk memfasilitasi tumbuh kembang anak, jangan sampai ada ketidak serasian antara pendidikan di Sekolah dan di Rumah karena bagaimana pun juga keduanya berperan sangat penting bagi perkembangan anak. Karena ketika di Sekolah anak dididik secara benar berdasarkan tahapan perkembangnnya tetapi itu tidak diterapkan di rumah itu akan sia-sia begitu pun sebaliknya.
Banyak terjadi kesalah fahaman antara pihak orang tua dan Sekolah mengenai baca tulis pada anak usia dini, orang tua yang tidak faham dan mengerti mengenai karakteristik anak usia dini akan menyalahkan pihak sekolah yang tidak mengajarkan anaknya baca tulis dan hanya bermain di Sekolahnya, padahal anak usia dini adalah masa anak belajar melalui bermain, sehingga banyak orang tua yang protes kepada pihak Sekolah untuk mengajarkan anaknya baca tulis sedangkan perkembangan kognitif pada anak belum matang dan belum siap untuk menerimanya, dan pada akhirnya tidak jarang banyak anak yang malas ke Sekolah dan tidak memperhatiakn apa yang guru ajarkan karena anak measa haknya untuk bermain direnggut, dan akhirnya ia tidak mengikuti proses  pembelajaran dengan baik.
Ada juga pihak orang tua yang memaksakan anaknya sekolah lebih awal dari usia sekolahnya, anak usia 3 tahun sudah dimasukan pada sekolah TK, padahal jika dilihat dari segi usia anak usia  3 tahun belum termasuk usia TK, dan tahap perkembangannya pun berbeda, anak usia  tahun tidak dapat disamakan dengan anak usia TK 5-6 tahun, itu akan membuat anak tertekan dan bahkan akan membuat anak malasa dan bosan utuk bersekolah.
Setiap anak adalah anak yang cerdas, namun kecerdsasan yang mereka miliki berbeda-beda dan tidak bisa disamakan, sebagai seorang guru dan orang tua harus dapat memahami dan mengenali kecerdasan yang dimiliki oleh anak, agar dapat memfasilistasinya sehingga kecerdasan yang anak miliki dapat berkembang secara optimal.
Lalu bagai mana cara yang tepat untuk memfasilitasi perkembangan kecerdasan  pada anak usia dini? Apakah dengan menyuruh anak belajar sepanjang hari agar anak dapat mengoptimalkan masa emasnya, atau memasukan anak pada berbagai lembaga les, mulai dari les piano, les menggambar, les membaca, les berenang, atau pun les-les lainya.
Orang tua dan Guru harus memahami bahwa dunia anak merupakan dunia bermain dimana anak akan mengenali lingkungannya lewat permainan. Bermain bagi anak adalah proses belajar untuk mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam dunia orang dewasa. Jadi jangan pernah memksasakan anak untuk belajar dan menyita waktu bermainnya karena anak akan belajar melalui kegiatan bermain. Jangan takut anak menjadi bodoh karena terus bermain tanpa belajar justru dengan permainan akan m,eningkatkan kecerdasan anak karena lewat permainan anak akan mencoba hal-hal baru dan bahkan anak belajar memecahkan masalah lewat permainan yang akan membantu meningkatkan perkembangan kecerdasannya.
Hurlock,  dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan mengemukakan pola pol bermain pada masa kanak-kanak awal yaitu:
1.      Bermain dengan Mainan
Pada masa awal kanak-kanak, anak lebih senang bermain menggunakan mainan karena seseuai dengan karateristik anak usia dini anak masih bersifat egosentrime dimana anak masih asyik dengan dunianya sendiri, jadi anak belum membutuhkan teman bermain pada masa ini.
2.      Dramatisasi
Sekitar usia 3 tahun anak mulai meniru pengalaman-pengalaman yang ia liat di kehidupan sehari-hari lewat permainan drama bersama teman-temannya seperti anak akan mencoba berperan sebagai polosi, dokter, pedagang seseuai dengan apa yang ia lihat pada lingkungannya.
3.      Konstruksi
Dalam tahap ini anak akan mulai membuat bentuk-bentuk sederhana dari balok, pasir, tanah liat, cat, gunting dan crayon.
4.      Permainan
Semakin bertambahnya usia sikap egosentris yang ada pada anak mulai berkurang, anak akan lebih menyukai bermain dengan teman-teman sebayanya dengan permainan yang memiliki aturan tertentu.
5.      Membaca
Walau pun anak belum bisa membaca dan menulis namun anak dapat menyukai bacaan lewat buku cerita yang bergambar sehingga membuat anak tertarik pada buku tersebut dan menyuruh orang dewasa untuk membacakannya.
6.      Film, Radio, Televisi
Anak-anak sering sekali melihat televise dan  mendengarkan radio dari itu semua anak akan belajar, anak akan belajar lewat tayangan kesukaannya.
Orangtua dan Guru harus menyadari bahwa setiap anak itu cerdas, namun mereka memilki kecerdasan masing –masing oleh karena itu orangtua tidak dapat memaksakan anak untuk cerdas dalam setiap bidang. Biarkan anak belajar sesuai dengan kemampuannya lewat permainan, kaena bermain adalah belajar bagi anak.

 

daftar pustaka
Hurlock, E. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. erlangga.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perpisahan

Ternyata

Ditolak