Ternyata

Sekarang aku tahu kenapa Allah tak mentakdirkanku menjadi seorang psikolog.
Karena ternyata jadi seorang piskolog itu berat ya...
Mendengar seseorang yang aku sayangi ingin menyerah saja rasanya ternyata mengerikan, itu baru satu orang. Kebayang seorang psikolog yang setiap harinya berhadapan dengan kata-kata itu. Ribuan kali kata-kata ingin menyerah itu datang menghampiri, bagaimana ya rasanya? 
Yaps cita-citaku sedari SMP adalah menjadi seorang psikolog (Baca tulisan ini). Entahlah cita-cita itu sampai detik ini masih tersimpan baik dalam diriku, bahkan selepas lulus s1, aku ada kepikiran untuk kuliah s1 lagi di jurusan psikologi. Alasannya sederhana sih karena aku senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia. Namun cita-cita tersebut nampaknya harus aku pendam atau bahkan harus aku kubur karena ternyata banyak prioritas lain yang harus aku dahulukan. 
Aku memang sangat senang sekali jika ada seseorang yang percaya padaku untuk menceritakan keluh kesahnya. Bahkan dulu saking bingungnya ketika di tanya hobiku apa, aku akan menjawab mendengarkan cerita orang lain wkwk inget banget kayanya itu zaman SMA deh. Waktu itu rasanya emang lagi seneng-senengnya dan lagi sering-seringnya dengerin curhatan orang haha. Hal itu terus terbawa sampai saat ini mungkin. Dulu aku itu lebih aktif mendengarkan ketimbang aku bercerita. Gak tau kenapa dulu itu aku susah banget cerita masalah pribadi ke orang lain, meskipun aku sudah cukup akrab dengan seseorang tapi aku jarang sekali menceritakan masalah pribadi pada teman-temanku. Gak tau yang aku rasa dulu tuh kalo aku cerita juga percuma gak ada yang begitu peduli dengan itu, jadi lebih baik aku pendam sendirian. Jadi inget dulu sering banget izin ke toilet untuk nangis memastikan gak ada yang tau kalo aku lagi sedih haha. Yaps setertutup itu aku dulu hahaha. Hal itu yang membuat aku sangat senang mendengarkan orang lain bercerita, karena merasa gak ada yang peduli dengan ceritaku, jadi aku bertekad ingin menjadi seseorang yang peduli terhadap cerita teman-temanku. 
Namun seiring berjalannya waktu, aku pun bertumbuh ternyata aku juga perlu bercerita, aku juga butuh untuk didengarkan, aku juga butuh seseorang untuk berbagi cerita dan ajaibnya memang ternyata bercerita itu bisa mengurangi hampir setengah beban kesedihan yang dirasakan. Alhamdulillahnya saat kuliah aku mulai mendapatkan beberapa tempat yang membuatku nyaman untuk bercerita meskipun tiap orang beda topik haha jadi aku punya kecenderungan cerita masalah organisasi ke si B misalnya lalu masalah keluarga ke si C dan masalah percintaan ke si A, ada yang kaya aku juga gak sih wkwkwk. Nah sampai akhirnya aku nemu satu orang yang bikin aku nyaman banget untuk menceritakan masalah apapun ke dia, pokonya semua masalah aku ceritain ke dia. Kayanya gak ada hal yang gak dia tau tentang aku, begitu pun dengan dia yang selalu menceritakan segala keluh kesahnya padaku sampai detik ini. Aku gak akan sebut siapa orangnya tapi kalo kamu baca ini asal kamu tau aku merasa sangat beruntung dipertemukan denganmu.💚
Nah balik lagi ke cerita psikolog. Yaps aku merasa tertampar banget beberapa waktu ke belakang karena ko rasanya sesak banget ya mendengarkan curhatan teman yang paling aku sayangi ketika dia bilang ingin menyerah. Selama perjalananku mendengarkan cerita teman-temanku rasanya baru kali itu aku gak mau dnegerin lanjutan dari cerita temanku itu. Ingin rasanya aku memeluk dia tapi karena jarak yang memisahkan kami sehingga kami hanya bisa berkomunikasi lewat daring menjadikan itu tak mungkin, meskipun sebenarnya kami masih tinggal satu kabupaten sih tapi tetep aja rumah kita terbilang cukup jauh untuk bisa berjumpa setiap waktu. Saat itu rasanya aku benar-benar bingung harus merespon apa, yang pasti saat itu aku memastikan untuk meyakinkannya kalo aku akan selalu ada buat dia sehingga dia tak merasa sendirian. Tentunya aku juga tak lupa untuk mendoakan agar dia bisa kuat melewati masalahnya. 
Setelah kejadian itu, aku berpikir, oh gini ya rasanya mendengarkan curhat dari seseorang yang ingin menyerah. Ko rasanya berat banget ya, apalagi dia adalah seseorang yang aku sayangi. Kebayang bagaimana ya nasib seseorang yang gak punya tempat cerita. Huhu 
Saat ini aku hanya bisa berdo'a
Ya Allah aku berdoa untuk orang-orang yang aku sayangi semoga mereka selalu dalam lindunganmu, semoga mereka diberi kekuatan untuk menghadapi ujiannya masing-masing dan semoga mereka dimudahkan setiap langkahnya. Jangan biarkan mereka menyerah ya Allah🤲

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perpisahan

Ditolak