A Decision

Based on some considerations, I think I want to continue my English writing project in a different way. Yes, I’ve decided to change the approach. If before I only challenged myself to write in English for 30 days, now I’ve decided to write in English all the time on this blog. Haha. I’m going to make this blog my personal journal. Maybe I won’t share my stories publicly anymore. I just want to write my random opinions, feelings, and ideas here. If someone happens to find and read my writing, that’s okay and if not, that’s okay too. No problem with views or statistics. I think I just want to write for myself :) So this blog is just for me. A space where I can freely express what I’m feeling.

Sebuah Pertanyaan


Pertanyaan muncul karena ketidaktahuan, tidak tahu membuat kita terkadang merasa minder atau malu untuk bertanya. Padahal ada pepatah yang menyatakan malu bertanya sesat di jalan. kita dapat belajar dari pepatah tersebut bahwa jika kita tak mau tersesat ya harus bertanya,bukannya dengan bertanya akan menjadikan kita semakin bertambah informasi dan tandanya itu akan menjauhkan kita dari kebdohan bukan? Namun tahukah kamu bagi sebagian orang tidak sesimpel itu,ada beberapa orang bahkan mungkin salah satunya adalah orang terdekat kita yang merasa sangat sulit untuk mengajukan sebuah pertanyaan,butuh waktu untuk mengumpulkan  keberanian dan mengalahkan rasa takut . Coba bayangkan hanya untuk satu pertanyaan saja mikirnya lama banget apakah pertanyaan itu akan diungkapkan atau tidak, bahkan tak jarang pertanyaan tersebut tidak terungkapkan dan hanyut begitu saja bersama sunyi, itu semua karena begitu sulitnya melawan rasa takut.
Lantas apa yang membuat itu bisa terjadi? Aku ingin sedikit cerita tentang pengalamanku pribadi,ya dalam tulisan ini aku tidak membicarakan orang lain semua murni dari sudut pandangku dan berdasarkan pengalaman yang aku alami, jadi sangat mungkin jika ada yang tidak setuju dengan opiniku ini, Hehe tidak apa-apa itu sangatlah wajar. Baiklah aku akan memulainya dengan kisahku pada masa kanak-kanak. Masa kecilku bisa dibilang adalah masa yang menyenangkan dalam hidupku, aku tumbuh dan berkembang layaknya anak pada umumnya. namun ada beberapa hal yang membuatku merasa terganggu ketika kecil. Aku adalah anak yang suka bertanya ketika kecil apapun yang tidak aku tahu pasti aku tanyakan, karena rasa keingintahuan aku sangat tinggi Namun hal tersebut berubah seratus delapan puluh derajat ketika orang-orang dewasa disekitarku memberi lebel aku adalah anak yang bawel,ya mungkin kedua orang tuaku selalu menjawab pertanyaanku kala itu meskipun terkadang juga mereka sedikit kesal ketika aku terus-terusan bertanya berulang-ulang kepada mereka hehe namun ternyata ketika itu pandangan orang diseitarku berbeda, menurut mereka anak yang selalu bertanya itu adalah anak yang bawel hehe dan itu selalu terngiang-ngiang olehku sampai pada akhirnya setiap aku ingin bertanya rasa takut itu muncul, selain itu ada hal lain yang membuat aku jadi makin takut untuk bertanya yaitu ketika aku menyaksikan orang lain yang bertanya terkadang orang-orang disekitar malah meremehkan pertanyaan tersebut seolah-olah orang yang bertanya adalah anak yang bodoh. Sejak saat itulah bertanya merupakan hal yang sangat menakutkan untuk diri ini, bahkan mungkin sampai sekarang.
Pada akhirnya aku pun tumbuh dari masa kanak-kanak menjadi remaja, dan kala itu aku tumbuh di lingkungan sekolah yang begitu ketat persaingan akademiknya, pada saat itulah aku mulai iri kepada teman-temanku yang dapat bertanya dengan bebas dan tanpa beban, saat itu pula aku tersadar bahwa orang yang banyak nanya bukanlah orang yang bawel tapi dia adalah orang yang kritis menganggapi suatu hal, bahkan ada beberapa guru yang menambahkan poin kepada anak yang sering bertanya sebagai nilai keaktifan. Aku sangat iri kenapa mereka bisa dengan mudahnya mengajukan pertanyaan sehingga suasana di kelas menjadi sangat hidup dengan pertanyaan-pertanyaan itu melalui sebuah diskusi, menurutku itu suatu ha yang keren, karena aku tak bisa melakukannya, sangat jauh berbeda dengan lingkunganku dulu ketika masih sekolah dasar, semua siswa selalu hening dan mengiyakan apa kata guru tak ada keberanian untuk bertanya, entalah ketika guru menerangkan kita mengerti atau tidak, yang pasti setauku lebih sulit untuk mengalahkan rasa takut untuk bertanya tersebut.
Seiring berjalannya waktu aku banyak belajar, ternyata apa yang aku rasakan beberapa orang juga sempat mengalami dan merasakannya. Kejadian sepeti ini tak hanya aku temukan di masa kecilku saja tapi sampai sekarang masih banyak aku temukan hal yang serupa, ada yang menjadi korban dan mungkin jadi seseorang yang membuat orang lain malu dan takut untuk bertanya alasannya beragam ada yang sengaja atau mungkin tidak sengaja. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun tapi ini adalah bentuk keresahan yang selama ini aku pendam, tak dapat aku pungkiri ketika aku menulis ini pun aku jadi tersadar aku pernah berbuat salah kepada kedua adikku atau mungkin kepada orang lain, sering sekali rasanya tanpa sadar aku menyebutkan kata “masa gini doang gak tau?” ketika seseorang bertanya tentang suatu hal. Setelah aku merenungkan mungkin aku tak sengaja mengatakan itu atau itu hanya sebuah candaan tapi kita tidak pernah tau apakah perkataan tersebut menyinggung perasaan atau tidak dan bahkan mungkin hal tersebut bisa menjadi trauma bagi seseorang untuk bertanya kembali. Begitu pun ketika seseorang bertanya dan kita tidak tahu jawabannya, mungkin lebih baik jawab saja bahwa kita tidak tahu tentang hal tersebut jangan memaksakan dari pada jawaban yang kita berikan salah dan membuat seseorang tersesat. Ada pula halnya dengan pertanyaan yang dirasa membuat kita risih untuk menjawabnya seperti pertanyaan pribadi mungkin kita bisa bilang kepada orang yang bertanya bahwa kita risih untuk menjawabnya sehingga tidak perlu marah-marah terlebih dahulu,atau malah tidak dijawab sama sekali bisa jadi itu lebih menyakitkan karena merasa pertanyaan yang dengan susah payah ia rangkai dan dengan sekuat tenaga ia melwan rasa takutnya pada ujungnya tidak ditanggapi huhu asli da ini tulisan adalah pengingat untuk diri sendiri juga sebenernya. Ya terkadang untuk memahami sesuatu kita perlu merenung dengan sangat lama sampai kita tersadar bahwa sebenarnya kita pernah mengalami sesuatu yang tidak mengenakan dalam hidup kita tapi kita sendiri secara tidak sadar melakukan hal tersebut kepada orang lain,padahal seharusnya kita faham karena pernah ada di posisi tersebut. pada saat itu rasa yang paling sakitlah yang akan menunjukan itu semua bahwa kamu harus belajar untuk tidak menyakiti orang lain jika kamu tak ingin disakiti oleh orang lain hehe.
Teruslah belajar karena manusia memang tak ada yang sempurna termasuk diri ini, bismilah semoga tulisan ini bisa jadi pengingat dan sebagai bentuk permintaan maafku jika aku pernah baik sengaja atau pun tidak melakukan hal-hal yang mematahkan semangat seseorang. Bersyukurlah untuk kamu yang dari dulu sampai sekarang tidak pernah mengalami hal tersebut bisa dengan berani mengajukan pertanyaan yang mengganjal di hati, karena tidak semua orang dapat merasakannya dan mungkin gunakan kesempatan itu untuk suatu hal yang positif tidak untuk menjatuhkan orang lain. Dan bagi yang sampai saat ini masih berjuang untuk melawan rasa takut untuk itu tenang sekarang ada google yang bisa menjawab pertanyaan kita tentang apa saja, dimana saja dan kapanpun haha
Semangatt, semoga bermanfaat dan sampai jumpa J



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perpisahan

Ternyata

Ditolak