Surat untukmu
Sepucuk surat untukmu
Ini adalah sepucuk surat yang mungkin hanya bisa aku tulis di sini, aku tak punya nyali untuk mengirimnya langsung kepadamu seperti waktu itu.
Kali ini aku hanya mengandalakan kekuatan takdir, jika takdir memang mengizinkanmu untuk membaca ini, maka suatu saat nanti kamu pasti akan sampai pada halaman surat ini. Tapi jika ternyata kamu tak ditakdirkan untuk membaca surat ini, tak apa biarkan selamanya surat ini menjadi surat yang tak pernah tersampaikan pada tujuannya.
Aku akan memulai baris pertama surat ini dengan menanyakan bagaimana kabarmu saat ini? Sebuah pembuka surat yang nampaknya tamplate banget ya hehe.
Bingung aku harus mulai basa basi dari mana sebenernya. Tapi jujur banyak banget yang ingin aku sampaikan padamu.
Mungkin aku akan memulainya dengan mengajakmu bernostalgia, apakah kamu masih mengingatku? Aku adalah seseorang yang dulu bahkan sampai saat ini masih mengagumi puisi 8 lembarmu itu wkwk tak peduli puisi itu murni karyamu atau bukan, yang pasti puisi itu masih berkesan untukku. Asli aku rasa keren aja gitu puisinya. Dulu apa lagi aku rasa pas pertama kali baca kaya WOW. Berawal dari topik puisi itu aku mulai benar-benar memperhatikanmu. Semenjak saat itu aku merasa ada sesuatu yang hidup dihatiku, entah itu apa aku pun bingung mendefinisikannya.
Sedari dulu aku tahu seharusnya aku bisa mengontrol rasa kagumku, sedari dulu aku tau bahwa aku tak pantas untuk terus memelihara perasaan itu, dan sedari dulu aku tahu aku harusnya sadar diri..
Tapi aku sadar diri ko dulu, aku tau aku tak seharusnya memelihara dan membiarkan perasaan itu tumbuh hidup bersemayam dihatiku. Waktu itu aku berusaha dengan sekuat tenaga mencoba melupakanmu, mencoba untuk membunuh dan membasmi semua perasaanku. Sampe-sampe aku sesak tau gak sih huhu Tapi gakpapa namanya hidup emang harus ngerasain sesekali kaya gitu hehe.
Tahun berganti tahun sebenarnya bayanganmu tak pernah hilang dalam ingatanku. Aku menyesal telah menemukan puisimu itu, karenanya aku terjebak dalam perasaanku sendiri. Aku sadar kamu gak salah, kamu tak pernah menjanjikan apa pun kepadaku, kamu juga tak pernah bersikap manis padaku. Justru kamu menunjukan sikap sebaliknya kamu ingin menjaga jarak denganku yang aku rasakan sih gitu, atau sebenernya malah aku yang jaga jarak haha gak tau deh lupa. Saat itu aku sadar, aku tau itu tanda untuk berhenti. Tapi aku juga bingung kenapa aku sangat sulit untuk membunuh perasaanku yang terlanjur sudah hidup di hatiku.
Pernah beberapa kali aku mulai membuka hati dan it's work aku mulai bisa mengisi hatiku dengan kehidupan yang lain, tapi kamu tahu apa? Ujungnya perasaan itu tak lama. Ia mati, dan anehnya mengapa rasaku padamu tak pernah benar-benar mati, ia kembali hidup. Aku heran deh ku pikir dia sudah hilang, mungkin dia hanya bersembunyi saat ada kehidupan baru itu, sehingga ketika rasa baru itu mati kamu kembali muncul ke permukaan.
Akhirnya setelah bergelut dan berdebat begitu panjang dengan perasaanku itu. Aku berjumpa dengan seseorang yang mampu meyakinkanku bahwa ia sanggup untuk menemani hidupku. Ia hadir seperti angin segar, perlahan aku mulai mempercayakan hidupku padanya. Aku mulai menata hatiku termasuk aku sudah mulai berdamai tentangmu, karena saat itu aku merasa aku sudah menemukan masa depanku, dan aku tak ingin mengecewakannya.
Tapi lagi-lagi kali ini takdir tak mengizinkan kami untuk bersatu. Dengan mudahnya dia melepasku. Padahal saat itu aku merasa telah memberikan segalanya bahkan separuh hidupku telah aku percayakan padanya. Ah rasanya duniaku hancur sehancur-hancurnya. Aku sempat merasa tak layak untuk dicintai. Apa yang salah denganku? Karena jujur aku sendiri masih bingung kenapa segampang itu dia melepasku. Segampang itu dia berkata ingin mundur dari perjalanan yang telah kita rencanakan bersama, padahal tinggal selangkah lagi. Tapi dia memilih untuk pergi. Dan aku bisa apa? Tentunya aku hanya bisa menangis dan berserah pada sang pemilik segalanya.
Perlu waktu untuk menata hatiku yang sangat berantakan, karena rasanya aku benar2 hancur berkeping-keping. Perlahan aku mulai kembali hidup, dan ditengah-tengah proses penyembuhan hatiku itu mengapa serpihan-serpihan rasaku padamu kembali hadir tapi rasanya tak sebesar dulu. Intinya saat aku berbenah menata hatiku yang hancur itu di dalamnya kamu masih ada dan kembali muncul ke permukaan. Saat itu aku sudah lelah dan memilih untuk tak berbuat apa-apa. Aku biarkan saja rasa itu, aku ingin tau seberapa lama ia akan bertahan.
Tapi tak ku duga kenapa takdir harus kembali mempertemukan aku denganmu. Hal itu membuatku sangaaaaaaaaat galau. Di satu sisi aku senang tapi di sisi yang lain aku takut. Aku takut pertemuan itu akan menyuburkan kembali rasaku padamu. Dan benar saja percikan-percikan itu mulai kembali hadir. Tapi kayanya aku mulai bisa menerima dan terbiasa dengan itu, meskipun sampai detik ini rasa itu masih menggangguku, tapi setidaknya aku mulai terbiasa dengan itu jadi ya aku hanya coba untuk diam dan menerimanya saja. Ya intinya aku ingin jujur padamu sampai detik ini aku belum bisa benar-benar melupakanmu dan sometimes rasa itu ganggu. Tapi bedanya kali ini aku tidak mau berusaha untuk membunuh rasa itu dengan sekuat tenaga. Justru saat ini aku merasa, kayanya ya udah gak sih dibuat mengalir aja. Karena semakin aku berusaha untuk membunuh rasa itu semakin aku sesak. Jadi ya udah aku mau coba buat damai dan menerima perasaan itu, pahit manisnya ya telen aja gitu. Penasaran akan sampai kapan ia bertahan. Gakpapa kan? Aku janji sama diriku sendiri gak akan pernah ganggu hidup kamu, atau bahkan meminta kamu untuk bertanggung jawab atas perasaanku. Tapi jika halaman surat ini sampai kepadamu yang aku inginkan adalah bantu Do'akan aku semoga perlahan aku bisa melepaskan rasa ini, jika memang bukan aku yang kamu tuju. Tapi jodoh gak ada yang tau kan ya, kalo misalkan ternyata kamu adalah yang terbaik buat aku, ya aku seneng. Tapi... aku gak mau kamu datang kepadaku dengan keterpaksaan atau karena rasa kasihan. Sebenernya capek makannya buat surat ini soalnya ribuan do'a sudah aku panjatkan, tapi hasilnya tetap saja begini. Jadi barangkali jika kita sama-sama berdo'a yang terbaik akan cepat terkabul :)
Aku udah gak peduli kamu mau ilfil ke aku juga gakpapa, malah bagus supaya aku cepet sadar, meskipun nanti pasti aku akan uring-uringan dan bakalan patah hati tapi kayanya itu lebih baik deh. Karena terkadang mengetahui seseorang ilfil atau gak suka sama kita tuh, bikin cepet sadar diri, iya gak sih? Ah gak tau deh. Bingung juga sebenernya mah :(
Ya segitu aja, mari kita lihat bagaimana cara takdir bekerja. Apakah surat ini akan sampai padamu? Satu hal yang harus kamu tahu, aku bersyukur bisa kenal kamu dan kehadiranmu sangat berharga dihidupku. Masalah dengan siapa kita berjodoh kelak, tak masalah bagiku, yang terpenting semoga Allah memberikan jalan terbaik untuk hidup kita kedepannya.🤲
Sekian dan Termiakasih🙏🙏
Komentar
Posting Komentar